Kegiatan ini dihadiri oleh Menteri Pertanian, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P, para kepala dinas pertanian provinsi dan kabupaten/kota, perwakilan BPP (Balai Penyuluhan Pertanian), serta lebih dari 37 ribu penyuluh pertanian dari seluruh Indonesia.
Dalam sambutannya, Menteri Amran Sulaiman menegaskan pentingnya peran penyuluh sebagai garda terdepan dalam mendampingi petani meningkatkan produktivitas.
"Penyuluh adalah ujung tombak perubahan. Jika penyuluh kuat, maka pertanian akan maju. Jika pertanian maju, swasembada pangan akan kita capai," ujar Menteri Amran.
Acara koordinasi ini mencakup sesi diskusi, pemaparan program strategis, serta workshop inovasi pertanian digital. Salah satu fokus utama adalah mendorong implementasi teknologi modern seperti smart farming, pemanfaatan varietas unggul, serta efisiensi distribusi pupuk dan benih.
Selain itu, disepakati langkah konkret memperkuat sinergi antarpenyuluh, mulai dari pertukaran data lapangan secara real-time hingga pendampingan intensif di wilayah sentra produksi pangan.
Direktur Jenderal Penyuluhan,Dr. drh. Purwanta, M.kes menambahkan bahwa tahun ini ditargetkan produktivitas padi, jagung, dan kedelai nasional meningkat dibanding tahun sebelumnya.
"Penyuluh harus adaptif dengan perkembangan teknologi. Bukan hanya menjadi informan, tapi juga inovator bagi petani," ujarnya dalam salah satu sesi panel.
Pertemuan ini menghasilkan Deklarasi Komitmen Penyuluh 2025, yang berisi lima poin utama, antara lain:
- Meningkatkan kualitas layanan penyuluhan berbasis kebutuhan petani,
- Mendorong penggunaan inovasi pertanian,
- Memperkuat kolaborasi lintas sektor,
- Membangun database pertanian terintegrasi,
- Dan menjaga semangat nasionalisme dalam mendukung kedaulatan pangan.
Dengan pertemuan koordinasi ini, Kementerian Pertanian optimis target swasembada pangan pada tahun 2025 dapat tercapai, seiring dengan perbaikan ekosistem pertanian nasional yang lebih kuat, modern, dan berkelanjutan. bhb/rhm